Senin, 03 Mei 2010

Teori Perilaku Konsumen

Teori perilaku konsumen atau teori konsumen yaitu teori yang menerangkan tentang perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk memperoleh alat-alat pemuas kebutuhan, yang dapat berupa barang-barang konsumsi ataupun jasa-jasa konsumsi atau reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli sesuatu barang terhadap berubahnya jumlah pendapatan, harga barang yang diperoleh oleh konsumen tersebut.
Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian yaitu :

1. Pendekatan Marginal Utility (Cardinal)
Pendekatan Marginal Utility atau Pendekatan Cardinal yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan, misalnya : uang.Dalam pendekatan Marginal Utility digunakan anggapan yaitu:
  • Utility bisa diukur dengan uang.
  • Hukum Gossen (The Law Of Diminishing Returns) berlaku yang menyatakan bahwa "Semakin banyak sesuatu barang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsi akan menurun".
  • Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.
Total Utility adalah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Marginal Utility adalah tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu. Apabila yang dikonsumsi hanya 1 barang, akan tingkat kepuasan dapat dicapai pada saat total utilitynya mencapai maksimum. Apabila yang dikonsumsinya 2 macam atau lebih, maka kepuasan maksimum dapat dicapai apabila marginal utility untuk sebuah barang yang dikonsumsi sama besarnya.

2. Pendekatan Indifference Curve (Ordinal)
Pendekatan Indifference Curve atau Pendekatan Ordinal yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Anggapan dalam pendekatan indifference curve yaitu :
-)Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu.
-)Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu.
-)Konsumen berusaha memaksimumkan kepuasan.

Ciri-ciri indifference curve yaitu :
>Turun dari kiri atas ke kanan bawah.
>Cembung ke arah origin.
>Indifference curve yang satu dengan yang lainnya tidak pernah saling memotong.
>Indifference curve yang terletak disebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dan sebaliknya.

Konsep Dasar Elastisitas

Elastisitas merupakan salah satu konsep penting yang berguna untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Dalam Ilmu ekonomi, elastisitas merupakan perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya. Elastisitas dapat diartikan yaitu sebagai derajat kepekaan suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi lain atau kuantitas suatu barang yang disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain. Ada 3(tiga) macam elastisitas permitaan yaitu:

A. Elastisitas Harga (Price Elasticity)
Merupakan perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas atau jumlah suatu barang yang diminta dengan persentase perubahan harga barang itu sendiri. Elastisitas harga sama halnya dengan  hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas barang turun dan sebaliknya.

B. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)
Merupakan perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang (barang X) yang diminta dengan persentase perubahan harga barang lain (barang Y). Permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer dan juga pendapatan.

C. Elastisitas Income/Pendapatan
Merupakan perbandingan/ratio persentase perubahan kuantitas suatu barang yang diminta dengan persentase perubahan income/pendapatan. Apabila yang terjadi adalah kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang normal atau superior. Bila kenaikan dalam pendapatan tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut dengan barang inferior atau giffen.

 
Perilaku Produsen

Dalam proses produksi, faktor produksi memiliki hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output (keluaran) dari proses produksi sangat bergantung pada faktor produksi sebagai input (masukan). Semakin besar jumlah faktor produksi (input) yang masuk dalam proses produksi, semakin besar pula jumlah produk (output) yang dihasilkan.

1. Produksi dan Fungsi Produksi
Produksi disini dapat diartikan yaitu usaha dalam menciptakan atau membuat faedah ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan orangnya atau badan usaha atau suatu organisasi disebut produsen.
Teori produksi merupakan teori pemilihan yang menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:

< Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn)>

dimana Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan dan X1, X2, X3, ……, Xn adalah berbagai faktor produksi (input) yang digunakan. Fungsi produksi ini membatasi pencatatan profit maksimum karena keterbatasan teknologi dan pasar dimana ini akan mempengaruhi ongkos produksi, output yang dihasilkan dan harga jual output.
Hubungan antara input dengan input, input dengan output, dan output dengan output yang menjadi karakteristik dari fungsi produksi suatu perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan.

2. Produksi Optimal
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga harga input-output. Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut. Keuntungan (p) dapat ditulis :
p = PY.Y -Px.X, di mana Y = jumlah produk;
PY = harga produk;
X = faktor produksi;
Px = harga factor produksi.

3. Least Cost Combination
Least Cost Combination (LCC) adalah suatu titik atau keadaan yang memberikan atau menghasilkan atau menentukan kombinasi penggunaan input-input atau faktor produksi input yang mana memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Untuk menghasilkan/menentukan kombinasi yang optimal ini diperlukan tiga data,  yaitu :
@) Isoquant, untuk menentukan tingkat output yang dikehendaki;
@) Harga faktor produksi/input pertama (X1)
@) Harga faktor produksi/input kedua (X2)







0 komentar:

Posting Komentar

By :
Free Blog Templates